Rumah Tumbuh di Lahan Terbatas

Memiliki rumah idaman merupakan impian setiap orang. Namun bagi kebanyakan keluarga muda (terutama di perkotaan yang padat), keinginan memiliki rumah idaman terbentur persoalan dana yang terbatas, serta harga tanah yang sangat mahal. Sehingga rumah mungil diatas lahan sempit menjadi pilihan yang paling memungkinkan untuk dimiliki, tanpa memperhitungkan kelak akan bertambah anggota keluarganya.

Untuk mengatasi hal ini, konsep rumah tumbuh merupakan salah satu metode yang sangat tepat untuk diterapkan. Rumah tumbuh hadir sebagai solusi cerdas untuk mengkompromikan antara keinginan, keterbatasan lahan serta keterbatasan dana.

Sesuai dengan namanya, rumah tumbuh adalah rumah yang pembangunannya dilakukan secara bertahap atau jangka panjang, namun perencanaannya telah dipikirkan secara matang dan baik sejak awal. Perencanaan awal ini bertujuan untuk mengurangi resiko ‘bongkar pasang’ atau ‘tambal sulam’, yang berujung pada kegagalan desain serta penggelembungan dana.

Berikut ini adalah contoh desain rumah tumbuh atas permintaan klien yang menginginkan rumah tinggal 2 lantai, namun dalam pengerjaannya dibagi menjadi 2 tahap. Tahap awal untuk satu lantai, sedangkan lantai 2 untuk pengembangan (tahap lanjutan):

Denah

denah

Luas lahan 90 m2, dengan ukuran panjang 6 dan lebar 15 m. Secara struktur bangunan dipersiapkan untuk 2 lantai, walaupun dalam pembangunannya dapat dilakukan secara bertahap (1 lantai dulu). Susunan ruang juga dipersiapkan untuk menampung kebutuhan ruang penggunanya di masa mendatang.

Perspective Front View  (1 lantai)

1 lt

Desain dibuat sedemikian rupa agar dalam tahap pengembangan tidak banyak membongkar bangunan dan hanya membongkar atap bangunan lantai 1 saja. Dinding lantai 2 berdiri di atas struktur yang sudah dipersiapkan. Fasad bangunan lantai 2 di rencanakan mengikuti (melanjutkan) pola fasad bangunan di bawahnya.

Perspective Front View (2 lantai)

2 lt

Hasil akhir desain untuk tahap pengembangan.

—  Desain Rumah Tumbuh ini dibuat atas permintaan Bapak Suryadi (Bojong Gede – Bogor).

Gedung Serbaguna RW VII Kelurahan Bintara Jaya, Bekasi

Konsep Gedung Serbaguna ini saya buat pada tahun 2014, berawal dari permintaan Bapak Pramono yang merupakan Seksi Pembangunan warga setempat. Kemudian saya dipertemukan dengan Bapak Ketua RW untuk membahas lebih detail mengenai konsep desain dan kebutuhan ruang gedung serbaguna yang diinginkan serta meninjau lokasi.

Gedung serbaguna ini direncanakan untuk dapat mengakomodasi berbagai kegiatan warga seperti pertemuan runtinan warga, olahraga (Badminton), serta dapat digunakan untuk acara pernikahan, pentas seni, tasyakuran dll. Oleh sebab itu rencana gedung serbaguna ini dilengkapi dengan toilet umum, loker, dapur/pantry, mushola, stage, dan parkir mobil/motor pada halaman depan. Pada bagian fasad, beliau menginginkan agar dibuat sederhana tapi menarik, serta tidak monoton.

Berikut adalah hasil desain gedung serbaguna yang diolah berdasarkan permintaan tersebut :

perspektif.jpg

Perspektif Gedung Serbaguna – Fasad Bangunan dibuat menarik dengan permainan kaca yang disusun miring-miring ke dalam agar tidak monoton

interior.jpg

Interior Gedung Serbaguna – Menampung berbagai macam kegiatan warga

3.jpg

Tampak Depan Gedung Serbaguna

Semoga bermanfaat dan menginspirasi anda dalam mendesain Gedung Serbaguna di lingkungan anda.

Desain Rumah Tropis Modern 2 Lantai

Desain rumah tropis modern ini berdiri diatas lahan seluas 195 m2, dengan panjang 15 meter dan lebar 13 meter. Rumah tinggal dibuat 2 lantai, dengan mengakomodasi kebutuhan ruang yang diinginkan sebagai berikut:

  • Ruang tamu
  • Ruang keluarga (di bawah dan di atas)
  • 1 Ruang tidur utama tanpa kamar mandi
  • 3 Ruang tidur Anak
  • 2 Kamar mandi (1 di bawah dan 1 di atas)
  • Ruang makan
  • Dapur
  • Mushola
  • Gudang
  • Ruang tidur pembantu + kamar mandi/wc
  • Carpot

Selain itu, pemilik menginginkan agar desain bangunan tidak dibuat full, yaitu dengan menyisakan sedikit ruang dari lebar lahan pada salah satu sisi bangunan sebagai ruang terbuka.

D e n a h

Berikut adalah denah yang telah diolah berdasarkan keinginan pemilik :

rumah serpong_rev.jpg

Denah Lantai 1 dan 2

Desain Eksterior

Pada desain tampak, Konsep rumah tropis dapat terlihat langsung dari bagian fasad hunian yang memiliki teras atau selasar, serta balkon yang cukup lebar dilengkapi dengan kanopi beton sebagai peneduh dan penghalang panas matahari langsung, agar tidak sepenuhnya masuk ke dalam ruangan. Fasad bangunan dilengkapi batu alam sebagai elemen estitika, juga untuk meredam panas serta tahan terhadap cuaca ekstrim tropis. Pada desain atap bangunan dibuat miring (limasan) untuk mengalirkan hujan. Untuk menampilkan kesan modern, fasad bangunan dibuat sedikit simple dan sederhana. karena semakin sederhana, nilai modern bangunan semakin bertambah.

i_.jpg

Gaya Arsitektur Tropis Modern pada fasad bangunan

Desain Interior

Pada desain Interior, pemilihan warna disesuaikan dengan pemilik yang memiliki kesibukan yang sangat padat, sehingga diperlukan suasana yang nyaman di rumah untuk mengisi kembali energi yang hilang. Kombinasi warna Abu-abu dan putih menjadi pilihan. Abu-abu dapat memberikan kesan tentram, suasana stabil, dingin/sejuk, serta memberikan kesan yang luas pada ruangan.

interior.jpg

Interior R. Tamu (kiri atas); R. Keluarga Lt. 1 (kanan atas) ; R. Keluarga Lt.2 (bawah)

—  Desain Rumah Tropis Modern ini dibuat atas permintaan Sdr. Ferisetyo (Serpong – Tangerang Selatan).

Rumah Tinggal dan Asrama (Kost) dengan Sentuhan Arsitektur Dekonstruksi

Memiliki rumah yang unik mungkin akan menjadikan rumah anda menjadi pusat perhatian. Gaya Arsitektur Dekonstruksi bisa menjadi pilihan bagi anda yang ingin bereksperimen menciptakan desain rumah yang berbeda dari aturan dan pakem arsitektur yang biasa. Bangunan yang menggunakan langgam ini memiliki tampilan yang terkesan ‘tidak masuk akal’ ataupun ‘nyeleneh’, keseluruhan struktur terlihat runtuh, serta memiliki bentukan abstrak yang kontras melalui permainan bidang dan garis yang simpang siur.

Keunikan langgam Arsitektur Dekonstruksi saya hadirkan dalam sebuah desain Rumah tinggal dan Asrama (Kost) atas permintaan klien dari Palembang. Beliau mempunyai sebidang tanah yang cukup luas (375 m2), 125 m2 direncanakan sebagai asrama/kost, dan sisanya merupakan area bangunan eksisting beserta halamannya dengan sedikit perluasan dan renovasi.

Karena desain ini merupakan pengembangan dari bangunan yang sudah ada, maka pembahasan ini hanya dibatasi pada desain eksterior (fasad) bangunan dan interior asrama (kost) yang memang merupakan area pengembangan.

Eksterior Bangunan

Secara umum, bangunan ini terbagi menjadi dua.  Asrama/kost yang terdiri dari 2 lantai 8 kamar berada di sebelah kiri, Sedangkan rumah tinggal penghuninya di sebelah kanan. Masing-masing bangunan memiliki carport yang terpisah.

Dari segi tampilan, fasad bangunan didominasi bidang dan garis miring yang simpang siur dan terkesan tidak beraturan. Fasad teras dibuat miring dengan penekanan warna yang kuat, sehingga memberikan kesan seolah-olah akan runtuh. Fasad teras inilah yang menjadi point of interest dari seluruh bangunan.

ext_2a__full.jpg

ext_1a__full.jpg

Tampilan rumah tinggal dan kost dengan sentuhan Arsitektur Dekonstruksi

Meskipun tampilan terlihat ‘nyeleneh’, namun desain bangunan masih tetap mempertahankan teori estetika formal. Hal ini terlihat dari desain fasad yang tidak lepas dari garis-garis berulang (rhythm), serta keseimbangan (balance) antara bidang satu dengan yang lainnya. Maka kalimat yang pas untuk mendefinisikan bangunan ini adalah “Rumah Tinggal dan Asrama dengan ‘Sentuhan’ Arsitektur Dekonstruksi”. Sengaja diselipkan kata ‘sentuhan’ agar tidak mengurangi definisi dari Arsitektur Dekonstruksi itu sendiri yang digambarkan Frank O Gehry melalui slogannya “There is No Rule”.

Interior Bangunan Asrama / Kost

Berbeda dengan fasad bangunan yang tampil ‘nyeleneh’, interior bangunan dibuat lebih sederhana dengan mengedepankan fungsi dan kenyamanan penghuni (kost).

Meskipun lahan yang diperuntukkan sebagai asrama/kost ini cukup panjang (25 meter), namun hanya memiliki lebar 5 meter. Praktis lebar 5 meter tersebut dikurangi 1,5 – 2 meter untuk keperluan koridor/selasar. Dengan dimensi yang tidak cukup lebar, pemilik menginginkan asrama/kost dibuat dua lantai. Permasalahannya adalah bagaimana membuat ruang sempit agar terlihat luas? Bagaimana juga mengolah bangunan 2 lantai yang tidak cukup lebar, agar sinar matahari tetap bisa masuk serta angin bisa mengalir ke dalam bangunan? 

Mengatasi hal tersebut, keberadaan void sangat dibutuhkan untuk memberikan kesan lega dan luas pada bangunan sempit bertingkat. Dengan adanya void, otomatis bangunan lantai 2 sedikit bergeser ke arah (di atas) rumah tinggal penghuni selebar koridor (2 meter). Void inilah yang akan mengalirkan udara melalui kisi-kisi dengan sistem sirkulasi silang. Kisi-kisi ini juga sebagai tempat masuk cahaya ke dalam bangunan.

koridor lantai 1.jpg

Koridor asrama/kost lantai satu

koridor lantai 2.jpg

Koridor asrama/kost lantai dua

Selain itu skylight bisa juga menjadi sebuah solusi untuk pencahayaan pada ruangan. Dalam hal ini Glassblock diaplikasikan sebagai skylight untuk pencahayaan pada koridor lantai satu.

Sebagai fasilitas penunjang, asrama/kost ini dilengkapi dengan ruang bersama atau juga berfungsi sebagai ruang tamu.

ruang bersama.jpg

Ruang bersama/ruang tamu asrama

Gambar Pre Design

Berikut ini saya tampilkan gambar pre design Rumah Tinggal dan Asrama (Kost), agar dapat lebih mudah dipahami serta untuk melengkapi ruang-ruang lain yang tidak tergambar pada pembahasan di atas.

denah_.jpg

Denah Rumah Tinggal dan Asrama/Kost

tampak potongan_.jpg

Gambar Tampak dan Potongan

Demikian Desain Rumah Tinggal dan Asrama (Kost) dengan Sentuhan Arsitektur Dekonstruksi. Selain menarik dari segi estetika, desain unik, dan ‘nyeleneh’, juga dapat memberikan nilai tambah sebagai “perangkap emosional” orang untuk datang (dalam hal ini adalah calon penghuni kost). Semoga menginspirasi anda dalam merancang rumah dan kost yang nyaman dengan tampilan yang unik.